Persebaya memilih bersikap tenang dalam menanggapi tudingan Persiba Bantul bahwa mereka adalah anak emas PSSI dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Menurut manajemen Bajul Ijo, pasar lah yang menginginkan Persebaya tampil di tingkat internasional.
Di zaman modern ini, sepakbola tak cuma sebagai tontonan belaka, tapi ada sisi industri di dalamnya. Alasan inilah yang menurut manajemen Persebaya, menjadi sebab mengapa Bajul Ijo dua kali diundang uji coba lawan tim luar negeri, tepatnya Malaysia Super League (MSL), Kelantan FA dan Negeri Sembilan FA.
"Pasar yang menginginkan. Mungkin karena nilai jual klub lebih tinggi, jadi bisa dijual," kata manajer Saleh Hanifah. Saleh menampik jika klubnya dianak emaskan oleh PSSI maupun LPIS. Menurutnya, justru Persebaya mendapat tawaran langsung dari Malaysia untuk uji coba.
Tawaran itu datang dari sponsor utama MSL, Malaysia Premier League, sekaligus telebisi berbayar pertama di Malaysia, Astro. "Perlu dicatat, bukan kita yang minta, tapi orang Malaysia sendiri. Ini murni pilihan sponsor. Bisa saja karena rating kita memang tinggi, dan kita bermain bagus," lanjut Saleh.
"Dan perlu diketahui, pertandingan IPL itu direlay lho di Malaysia. Masyarakat Malaysia lihat sepakbola kita. Jadi mereka tahu mana klub-klub bagus, suporternya banyak dan bisa dijual. Jadi, inilah yang dinamakan industri sepakbola," imbuh bos klub internal Pengcab PSSI Surabaya, Indonesia Muda (IM) ini.
Dihubungi melalui telepon selularnya, Kamis (29/3/2012) pagi, Saleh mengungkapkan, dua kali bertanding di Malaysia, Persebaya selalu mendapat respon bagus. "Seperti kemarin, kita disupport semua orang. Orang Malaysia beri applause, mereka akui Persebaya bermain bagus," tuturnya.
Setelah Persebaya, beberapa klub Indonesia Premier League (IPL) lainnya juga mulai membuka jalan untuk beruji coba dengan tim-tim Malaysia, seperti Semen Padang, PSM dan Arema. "Bukan tidak mungkin tim-tim lainnya juga akan mengalami hal serupa," tutup Saleh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar