Persebaya Dilanda Krisis Keuangan




 
Gagalnya panpel Persebaya menggelar pertandingan lawan PSMS, 7 April lalui diakui sebagai salah satu aspek krisis keuangan di Persebaya. Padahal di setiap laga home, Bajul Ijo bisa meraup keuntungan ratusan juta rupiah. Minimal 20 ribu Bonek membeli tiket untuk menonton Taufiq dan kawan-kawan.

Media Relation Persebaya, Ram Surahman kepada beritajatim.com, tak menampik gagalnya pertandingan lawan PSMS, berimbas pada keuangan Persebaya. Apalagi di lima pertandingan terkahir, Bajul Ijo harus keluar kandang. "Bagi Persebaya iya. Apalagi sepanjang April kita lebih banyak pengeluaran," kata Ram.

Ia merinci, untuk sekali pertandingan away, manajemen harus merogoh kocek hingga Rp 100 juta. Karena Persebaya menjalani lima pertandingan terkahir di kandang lawan, yakni Persibo, Bontang FC, Semen Padang, Persema dan PSM, maka besar uang yang dikeluarkan kurang lebih Rp 500 juta.

Padahal jika pertandingan lawan PSMS tak batal, paling tidak, panpel bisa meraup minimal setengah dari biaya yang dikeluarkan untuk away. Namun karena gagal, manajemen harus mengeluarkan banyak dana, tanpa mendapat pengeluaran dari laba pertandingan.


Akibatnya, tim yang terdiri dari pemain, pelatih dan official, belum menerima haknya selama sebulan. Setelah dilakukan pertemuan, Sabtu (5/5/2012), disepakati tim mendapat 20 persen dari total biaya yang harus dikeluarkan manajemen. Perlu diketahu, setiap bulan manajemen harus mengeluarkan Rp 1 miliar untuk gaji tim.

"Pemain berharap berharap apa yang mereka sampaikan, diteruskan ke konsorsium oleh Pak Dityo selaku Direktur Utama PT Pengelola Persebaya," tutup Ram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Widgets