Piala Eropa 2012 : Kunci Sukses Italia Di Euro 2012


Siapa yang menyangka Italia akan berada di partai puncak (lagi) di Piala Eropa tahun ini?
Banyak orang yang menganggap remeh Italia sebelum turnamen ini dimulai. Kebanyakan percaya bahwa Spanyol, Belanda, dan Jerman adalah tim favorit yang akan memenangkan turnamen di Polandia dan Ukraina. Spanyol memang menjadi salah satu kandidat kuat kali ini, dan berkesempatan besar untuk mencetak sejarah sebagai satu-satunya tim yang bisa mempertahankan gelar Piala Eropa.
Tapi Italia? Siapa yang menyangka mereka bisa melangkah sejauh ini? Skandal Scommessopoli yang sempat heboh di negara mereka beberapa waktu lalu menjadi salah satu penyebabnya, banyak yang meramalkan Italia akan menjadi tim pelengkap saja di Piala Eropa kali ini. Namun kenyataannya berbicara lain. Mereka kini punya peluang untuk memenangkan gelar Piala Eropa untuk pertama kali sejak 1968 silam.





















Hasil imbang di dua pertandingan perdana saat menghadapi Spanyol dan Kroasia membuat makin banyak yang percaya bahwa Italia tidak bisa melangkah sejauh ini, mereka pun baru bisa memastikan lolos dari fase grup setelah menang 2-0 atas Republik Irlandia. Italia pun lolos ke perempat final, mendampingi Spanyol sebagai runner up grup C.
Di perempat final, Italia sebenarnya tampil cukup atraktif saat bertemu dengan Inggris. Namun karena dalam 120 menit gol tak kunjung datang juga, pemenang pun harus ditentukan melalui adu tendangan penalti. Italia menang secara dramatis setelah Gianluigi Buffon sempat menahan tembakan Ashley Cole, dan berhak melaku ke semi final.
Menghadapi Jerman, Italia bukanlah tim yang diunggulkan. Jerman yang tampil selalu menang di empat pertandingan membuat posisi underdog kini ada pada Italia, meski dari sisi sejarah mereka lebih baik dari anak asuh Joachim Low itu. Di pertandingan ini, semua tersentak ketika Mario Balotelli berhasil mencetak dua gol indah di babak pertama dan membuat Jerman tertinggal 2-0. Balotelli yang sering dikritik karena hanya mampu mencetak satu gol dari empat pertandingan pun menjawab semua kritikan dengan memborong dua gol sekaligus.
Meski Jerman berhasil memperkecil kedudukan melalui titik putih, namun gol Mesut Ozil itu tak cukup untuk menyelamatkan mereka dari kekalahan. Jerman pun harus menyerah dari Italia, tim yang di pertandingan ini tidak diunggulkan.
Kini mereka sudah berada di final, satu langkah lagi untuk mengukuhkan diri sebagai juara setelah 44 tahun tak pernah mencicipi lagi gelar tersebut. Lalu apa yang membuat mereka bisa sukses sampai sejauh ini?
Tangan dingin Cesare Prandelli tentunya menjadi salah satu kuncinya, ia berhasil membuktikan bahwa skuad yang dimilikinya bisa bermain kompak dan bermain sebagai tim. Ketika ia memasang Balotelli dan Antonio Cassano sebagai starter, banyak orang mungkin terheran-heran, karena ia berani berjudi dengan membangku cadangkan Antonio Di Natale yang berstatus sebagai salah satu pencetak gol tersubur di Italia. Duet Cassano-Balotelli terbilang cukup sukses, meski tidak terlalu subur.
Salah satu faktor kesuksesan Italia adalah, mereka bisa menyesuaikan diri dengan lawannya. Jika menghadapi lawan A mereka menggunakan formasi 3-5-2, saat menghadapi B mereka bisa mengganti formasi dengan menggunakan formasi 4-3-1-2. Beberapa pergantian di lini belakang pun tak melemahkan pertahanan mereka, tentu saja faktor Gianluigi Buffon juga memembuat gawang Italia cukup aman dari ancaman lawan-lawannya.
Tapi yang paling berpengaruh adalah peran Andrea Pirlo sebagai jenderal lapangan, jika anda rajin menyaksikan pertandingan Italia di turnamen ini, anda pasti setuju dengan kami bahwa Pirlo memegang peran kunci di tubuh timnya. Semua bola berasal darinya, ia yang memegang tempo permainan, dan juga mengatur timnya dalam menyerang dan bertahan. Pirlo juga punya akurasi umpan dan akurasi tembakan bebas yang luar biasa, berhasil menghentikan Pirlo berarti berhasil menghentikan Italia.
Prestasi terbaik Italia setelah memenangka trofi Henri Delaunay adalah sebagai runner up, tepatnya pada tahun 2000 silam. Ketika saat itu mereka sudah sangat dekat dengan kemenangan, gol Sylvain WIltord memaksa mereka harus menjalani babak extra time. Dan David Trezeguet pun membuyarkan mimpi mereka untuk mengulangi prestasi 1968, Perancis yang keluar menjadi jawara Euro 2000.
Kali ini mereka lolos untuk yang ketiga kalinya di final turnamen ini, dan tentu saja mereka ingin mengulang kesuksesan 1968 dan tak ingin mengulang mimpi buruk tahun 2000. Mampukah mereka mengukir sejarah manis lagi tahun ini dengan memenangkan Piala Eropa? Hmmm..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Blogger Widgets